Sabtu, 16 Juli 2011

Sabarlah Bumiku...

Saat mentari terbungkus awan,
saat itulah bumi merasa ditinggalkan
Hanya sedikit sinar yang tersampaikan
Bumi mempertanyakan pada rembulan
Apakah mentari cahayanya berkurang??
Bumi tak pernah menyadari
mentari sinarnya tak mungkin berkurang
Hanya awan yang jadi penghalang
Sabarlah bumiku

Sebentar saja awan akan menghilang
Diterjang angin badai kerinduan
Walau cintaku padamu tak seterik dia
Aku bisa lebih terik dari semuanya
Kala siang cintaku bak mentari kasih
Kala malam menyapa
Cintaku adalah rembulan kerinduan

PERBEDAAN KULLIY DAN KULLIYYAH


A.  Pendahuluan
Pada dasarnya, pembahasan awal dalam ilmu mantiq adalah masalah- masalah yang berkaitan dengan kulliy, karena pembahasan yang ada didalamnya berhubungan erat dengan problem hudud (batasan) dan ta’rif (definisi). Karena itulah istilah ini juga dikenal dengan sebutan al- madkhol atau al- muqoddimah.

Maka dari itu setiap lafadz kulliy jika dihubungkan dengan bagian- bagian atau juziyyahnya, maka yang harus dilihat adalah masalah ada dan tidaknya relasi dengan ifrodhnya, 

VOX POPULI VOX DEI


A.       Pendahuluan
Pada dasarnya munculnya motto Vox Populi Vox Dei, dilatari oleh kezaliman Raja Louis XIV dari Prancis (1643-1715), yang selalu berkata dengan pongahnya sampai menjadi termasyhur, yaitu: L’etat c’est moi, yang artinya hukum itu adalah saya!
Pernyataan ini jelas mengandung makna bahwa dirinya identik dengan Tuhan atau dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang keluar dari dirinya, pastilah mewakili Tuhan. Maka, sebagai reaksi terhadap ekspresi itu, orang kemudian memunculkan motto lain, yaitu: Vox Populi Vox Dei. (Rinaldo, 2009)
Menurut Dictionary of the History of Ideas, motto tersebut pertama kali ditemukan dalam surat Alcuin kepada Charlemagne di awal abad pertengahan (abad ke-8) . yang isinya adalah:
In fact it was during the early Middle Ages (eighth century) that the proverb, Vox populi vox Dei was first recorded. It occurs in a letter of Alcuin to Charle- magne. In this letter Alcuin says that the proverb is a customary saying and that the Emperor ought to pay no attention to it, since the populus ought to be led, not followed.

 Alcuin dalam suratnya menjelaskan bahwa motto tersebut hanya sesuatu yang biasa saja dan bukan hal yang perlu diseriusi, karena rakyatlah yang seharusnya dipimpin,